-->
PENINGKATAN
KEMAMPUAN DALAM PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT POSITIF
DAN
NEGATIF
MENGGUNAKAN
MEDIA MISTAR BILANGAN
PADA
SISWA KELAS IV SDN GEGER 02, MADIUN
TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
PROPOSAL
PENELITIAN
Diajukan Oleh
OCTAFI
AJI SAPUTRI
NPM
09141.161
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
IKIP
PGRI MADIUN
2012
PENINGKATAN
KEMAMPUAN DALAM PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT POSITF
DAN
NEGATIF MENGGUNAKAN MEDIA MISTAR BILANGAN
PADA
SISWA KELAS IV SDN GEGER 02, MADIUN
TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
A. LATAR
BELAKANG
Matematika
merupakan ilmu pengetahuan yang sangat berguna dalam menyelesaikan
permasalahan
kehidupan sehari – hari dan dalam upaya memahami ilmu pengetahuan
lainnya.
Tujuan dari pendidikan matematika pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah
adalah menekankan pada penataan nalar dan pembentukan kepribadian
(sikap) siswa
agar dapat menggunakan atau menerapkan
matematika dalam kehidupannya. Dengan demikian matematika menjadi
matapelajaran yang sangat penting dalam pendidikan dan wajib dipelajari
pada
setiap jenjang pendidikan.
Pada
dasarnya belajar matematika merupakan belajar konsep. Konsep pada
matematika
menjadi kesatuan yang bulat dan berkesinambungan. Untuk itu dalam proses
pembelajaran guru harus dapat menyampaikan konsep tersebut kepada siswa
dan
bagaimana siswa dapat memahaminya. Pengajaran pada matematika dilakukan
dengan
memperhatikan urutan konsep dimulai dari yang paling sederhana.
Keberhasilan
proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran matematika dapat
diukur dari
keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Keberhasilan itu
dapat
dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar
siswa.
Semakin tinggi pemahaman dan penguasaan materi maka semakin tinggi pula
prestasi belajar siswa. Namun dalam kenyataannya dapat dilihat bahwa
sampai
saat ini prestasi belajar matematika yang dicapai siswa masih rendah.
Rendahnya
prestasi belajar matematika tidak hanya karena kesalahan siswa tetapi
juga
disebabkan oleh proses belajar yang tidak sesuai. Saat ini masih banyak
guru
yang menggunakan model pembelajaran lama pada proses pembelajaran di
sekolah -
sekolah. Guru menyampaikan bahan ajar tanpa mengunakan alat peraga. Hal
ini
mengakibatkan pemahaman murid tentang konsep bilangan bulat positif dan
negatif sangant kurang. Menjadikan siswa pasif,
kurang perhatian untuk belajar kreatif dan mandiri.
Tugas
dari seorang guru adalah melaksanakan pembelajaran di kelas yang
diartikan
sebagai suatu kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa.
Kegiatan
tersebut memerlukan pengelolaan kelas yang optimal sehingga siswa
terlibat
secara aktif. Kenyataan di lapangan selama ini, justru masih menunjukkan
kecenderungan
yang berbeda. Kecenderungan tersebut diantaranya masih berlaku banyak
siswa
yang bersikap pasif selama pembelajaran. Mereka cenderung menunggu
sajian
materi dari guru daripada aktif mempersiapkan materi dan menemukan
pengetahuan dan
keterampilan secara mandiri. Untuk menambah pengetahuan konsep bilangan
bulat
positif dan negatif dalam proses belajar
mengajar guru harus menggunakan metode kontektual, oleh sebab itu sangat
dianjurkan agar guru menggunakan alat peraga ajar
setiap kali mengajar.
Untuk
mengantisipasi permasalahan tersebut, dalam pembelajaran matematika
harus
digunakan metode pembelajaran yang sesuai. Salah satu metode
pembelajaran yang
digunakan yaitu Guru menerangakan konsep mengunakan alat peraga
sederhana. Melalui
metode ini siswa mampu mendefinisikan konsep, mengidentifikasi dan
memberi contoh
atau bukan contoh dari konsep. Oleh karena itu, siswa lebih mudah saat
nmenyelesaikan
soal matematika. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis
tertarik
untuk meneliti tentang peningkatan kemampuan dalam pemahaman operasi
hitung
bilangan bulat positif dan negatif menggunakan media mistar bilangan
pada siswa
kelas IV SDN Geger 02, Madiun tahun pelajaran 2012/2013.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang diatas dapat diambil sebuah rumusan masalah yaitu,
bagaimanakah
penerapan media mistral bilangan dapat meningkatkan kemampuan operasi
hitung
bilangan bulat positif dan negatif siswa kelas IV SDN Geger 02 Madiun
tahun
pelajaran 2012/2013?
C.
PEMECAHAN
MASALAH
untuk
memecahkan masalah rendahnya kemampuan siswa dalam operasi hitung
bilangan
bulat positif dan negatif bagi siswa kelas IV SDN Geger 02 Madiun tahun
pelajaran 2012/2013, akan diterapkan penggunaan media mistar bilangan.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : (1) Peneliti akan mengajar
dengan
media mistar bilangan; (2) Mistar bilangan dibagi menjadi dua bagian,
yang
sebelah kanan adalah bilangan bulat positif dan yang sebelah kiri adalah
bilangan
bulat negatif; (3) Mendemonstrasikan bagaimana penggunaan mistar
bilangan; (4)
Siswa secara acak maju untuk mempraktikkan penggunaan mistar bilangan;
(5)
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan menggambar mistar bilangan
sederhana; (6) Siswa mengerjakan soal yang dibagikan secara berkelompok;
(7)
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya; (8)
Siswa di
beri soal mandiri untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa.
D.
TUJUAN
PENELITIAN
Penelitian
tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan operasi hitung
bilangan bulat positif dan negatif siswa kelas IV SDN Geger 02 Madiun
tahun
pelajaran 2012/2013.
E.
MANFAAT
1. Bagi
Siswa
Penelitian
tindakan kelas ini akan memudahkan siswa untuk memahami konsep
pengoperasian
hitung bilangan bulat positif dan negatif, khusunya untuk siswa kelas
IV.
2. Bagi
Guru
Penelitian
tindakan kelas ini akan membuat guru lebih kreatif dalam menciptakan
media yang
sederhana dan mudah dibuat.
3. Bagi
Kepala Sekolah & Dinas Pendidikan
Diharapkan
melalui penelitian tindakan kelas ini, pihak sekolah dan Dinas
Pendidikan mau
menularkan / menyebarkan penggunaan media ini sehingga akan meningkatkan
kualitas siswa.
F. KAJIAN
PUSTAKA
1)
Konsep
Operasi Bilangan bulat positif dan negatif
Bilangan
adalah suatu
konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan
pengukuran. Simbol ataupun lambang yang
digunakan untuk
mewakili suatu bilangan disebut sebagai
angka
atau lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun lamanya telah diperluas untuk
meliputi
bilangan nol, bilangan negatif,
bilangan
rasional, bilangan irasional, dan bilangan kompleks.
Bilangan
bulat adalah suatu yang digunakan untuk menunjukkan suatu kualitas
banyak atau
sedikit atau ukuran (berat, ringan, panjang, pendek, keliling, luas ).
Suatu
objek bilangan bulat ditunjukkan dengan suatu tanda atau lambang yang
disebut
angka . Bilangan bulat merupakan bilangan utuh yang terdiri dari
bilangan nol, bilangan
asli, bilangan bulat dilambangkan dengan B
Bilangan
bulat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu : bilangan nol ( 0 ),
bilangan
bulat negatifdan bilangan bulat positif.
1) Bilangan bulat negatif yang ditulis
(,,,,-7,-6,-5,-4,-3,-2,-1)
2) Bilangan nol ( 0 )
3) Bilangan bulat positif merupakan
bilangan bulat yang mempunyai anggota bilangan asli ditulis
(1,2,3,4,5,6,7,,,,)
Bilangan
bulat dapat dilukiskan dengan garis bilangan semakin kekiri semakin
kecil
semakin ke kenan semakin besar.
2)
Pemahaman
konsep operasi bilangan bulat positif dan negatif
Pemahaman adalah suatu proses mental
terjadinya adaptasi dan transformasi ilmu pengetahuan. Langkah-langkah
pembelajaran dengan mengunakan alat peraga sederhana pada operasi hitung
bilangan
bulat positif dan negatif, yaitu:
1)
Langkah awal
a) Apresiasi
tantang bilangan bulat positif dan negatif, b) Persiapan alat peraga, c) Penjelasan tentang tujuan, d) Pemberian motivasi belajar
2)
Kegiatan inti
a) Informasi, b) Guru mendemontrasikan alat peraga
bilangan
bulat positif dan negatif,
c) Beberapa
siswa mendemontrasikan alat peraga bilangan bulat positif dan negatif, d) Siswa secara berpasangan menerapkan
alat peraga,
e) Siswa
mengerjakan soal mengunakan alat peraga, f) Siswa membandingkan dengan siswa lain, g) Guru memberikan kesempatan bertanya
3)
Kegiatan akhir
a) Siswa
bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran, b) Siswa mengejakan ulangan harian, c) Siswa menuliskan refleksi belajar
a.
Media
Pembelajaran sederhana
1)
Media
sederhana
Istilah
media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium
yang
secara karafiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah,
segala
sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dan sumber informasi kepada
penerima
informasi. Istilah media ini sangat populer dalam bidang komunikasi.
Proses
belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi,
sehingga media
yang digunakan dalam proses pembelajaran disebut media pembelajaran.
Alat
peraga untuk menerangkan konsep Matematika itu dapat berupa benda nyata dan dapat pula berupa gambar atau
diagramnya.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa alat peraga (media) adalah alat (benda)
yang
digunakan untuk menyampaikan pengetahuan, fakta, konsep, prinsip kepada
siswa
agar lebih nyata atau konkrit.
2)
Konsep
alat peraga (media) sederhana
Ada
beberapa persyaratan yang harus dimiliki alat peraga agar fungsi atau
manfaat
dari alat peraga tersebut sesuai dengan yang diharapkan dalam
pembelajaran. 1) Sesuai
dengan konsep matematika, 2) Dapat memeperjelas konsep matematika, baik
dalam
bentuk real, gambar, atau diagram dan bukan sebaliknya (mampersulit
pemahaman
konsep matematika), 3) Tahan lama 4) Bentuk dan warna menarik, 5) Dari
bahan
yang aman bagi kesehatan peserta didik, 6) Sederhana dan mudah dikelola,
7) Ukuran
sesuai atau seimbang dengan ukuran fusik peserta didik
Dengan
demikian ada dua hal yang harus diperhatika dalam pengunaan alat peraga
kelompok yakni (1) tugas-tugas perlengkapan dari alat peraga yang
menjadi
tangung jawab bersama. (2) melaksanakan tugas-tugas pemanfaatan alat
peraga haruslah
secermat mungkin, sehingga tidak terjadi penumpukan peserta didik yang
pandai
atau sebaliknya dalam suatu kelompok.
b.
Pembelajaran
Operasi Bilangan Bulat Positif dan Negatif dengan Media Mistar Bilangan
Langkah-langkah
pembelajaran dengan mengunakan alat peraga mistar bilangan pada operasi
hitung bilangan
bulat positif dan negatif, yaitu:
Kegiatan inti
a)
Informasi : bilangan bulat positif dan
negatif,
operasi penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif, dan alat peraga
mistar
bilangan.
b)
Guru mendemontrasikan alat peraga mistar
bilangan untuk menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif, menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif,
menjumlahkan bilangan bulat negative dengan bilangan bulat positif.
c)
Beberapa siswa mendemontrasikan alat
peraga mistar bilangan untuk menjumlahkan bilangan bulat positif dengan
bilangan bulat positif, menjumlahkan bilangan bulat positif dengan
bilangan
bulat negative, menjumlahkan bilangan bulat negative dengan bilangan
bulat
positif.
d)
Siswa berpasangan dengan teman sebangku.
Seorang siswa menempatkan diri di sisi papan mistar bilangan positif dan seorang lagi menempatkan diri di sisi mistar
bilangan negative. Orang-orangan akan menengok ke kanan jika bertemu
tanda
positif, menengok ke kiri jika bertemu tanda negative, kemudian berjalan
kedepan sesuai angka yang ditentukan.
Contoh:
1)
Menjumlahkan bilangan bulat positif dan
bilangan
bulat positif.
Diberikan soal 4+3,
maka siswa menyiapkan alat peraga mistar bilangan dan orang-orangan (
untuk
menemukan hasil akhir)
a.
Siswa meletakkan orang-orangan di posisi
nol.
b.
Orang-orangan dijalankan empat langkah
ke kanan, kemudian tiga langkah lagi ke kanan.
c.
Hasil akhirnya orang-orangan tersebut
akan berhenti di angka 7.
2) Menjumlahkan
bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negative.
Diberikan soal -4+(-3),
maka siswa menyiapkan alat peraga mistar bilangan dan dan orang-orangan (
untuk
menemukan hasil akhir)
a.
Siswa meletakkan orang-orangan di posisi
nol.
b.
Karena di awal terdapat tanda negative,
orang-orangan di hadapkan kea rah kiri, kemudian berjalan 4 langkah ke
kiri.
c.
Kemudian terdapat tanda positif, maka
orang-orangan di arahkan ke kanan.
d.
Setelah tanda positif, terdapat tanda
negative maka orang-orangan dihadapkan kembali ke arah kiri kemudian
berjalan
sebanyak 3 langkah.
3) Menjumlahkan
bilangan bulat positif dan negatif positif dengan bilangan bulat positif
dan
negatif negatif
Diberikan soal 7+(-4), maka siswa menyiapkan alat peraga
mistar
bilangan dan dan orang-orangan ( untuk menemukan hasil akhir)
a.
Siswa meletakkan orang-orangan di posisi
nol.
b.
Orang-orangan dijalankan 7 langkah ke
kanan.
c.
Bertemu tanda positif, orang-orangan
tetap di posisi. Kemudian bertemu tanda negative, orang-orangan menengok
ke
kiri kemudian berjalan empat langkah ke kiri.
d.
Hasil akhirnya orang-orangan berhenti di
posisi angka tiga.
e)
Siswa membandingkan dengan siswa lain
f)
Guru memberikan kesempatan bertanya
G.
METODE
PENELITIAN
1.
Metode
Penelitian
Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan tiap siklus
terdiri
dari : perencanaan (planning), tindakan
(acting), observasi (observing) dan
refleksi (reflecting). Model pelaksanaannya “guru
sebagai peneliti” dengan acuan model siklus PTK yang dikembangkan oleh
Kemmis
& Taggart (1990).
2.
Tempat
dan Waktu Penelitian
a.
Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di SDN 02 Geger, Madiun yang beralamatkan di Jalan Raya
Dagangan.
Peneliti
mengadakan penelitian di SDN 02 Geger dengan pertimbangan bahwa
sekolah ini belum pernah
dilakukan penelitian dengan judul yang sama dengan peneliti.
b.
Waktu penelitian
Penelitian ini direncanakan
akan dilaksanakan pada tahun
ajaran 2012/2013. Adapun rincian waktu
penelitian sebagai berikut.
1)
Tahap
Persiapan : minggu ke II bulan Februari sampai minggu ke III bulan Februari
2013.
2)
Tahap
Pelaksanaan : minggu ke III bulan Februari sampai minggu ke IV bulan Maret 2013.
3)
Tahap
Analisis Data : minggu ke I bulan Maret sampai minggu ke IV bulan Maret 2013.
4)
Tahap
Laporan : minggu ke I bulan April sampai minggu ke I bulan Mei 2013.
3.
Subjek
Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti
adalah guru matematika
yang bertindak sebagai subyek yang memberi tindakan. Seluruh siswa kelas
4 SDN Geger 02 Madiun tahun ajaran
2012/2013 sebagai
subjek yang
menerima tindakan. Peneliti dibantu kepala sekolah dan mitra guru
matematika
sebagai observer.
4.
Rancangan
Penelitian
Adapun
rancangan penelitian pada kegiatan penelitian ini digambarkan sebagai
berikut :
Siklus dari Suharsimi Arikunto
Gambar 3.1
Siklus Pelaksanaan Penelitian
Tahap
Perencanaan meliputi :
1)
Refleksi
Awal
Refleksi awal dimulai dari studi
pendahuluan untuk menentukan subjek
penelitian membuat
tes awal untuk memperoleh
gambaran pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa.
2)
Rumusan
Penelitian
Kegiatan yang dilakukan adalah
menentukan tujuan pembelajaran, menyusun
kegiatan pembelajaran yang mengarah pada pemahaman konsep penjumlahan bilangan bulat
positif dan negatif, menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan, menyiapkan lembar observasi
yang akan digunakan
oleh pengamat.
3)
Tahap
Pelaksanaan
Tindakan Pelaksanaan tindakan yang
dimaksudkan adalah melaksanakan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
untuk
membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsep penjumlahan bilangan bulat positif
dan negatif yang dilaksanakan secara klasikal dan berfokus pada subjek
penelitian. kegiatan ini dilakukan oleh guru sendiri atau oleh guru yang mengajar di
kelas IV, dan
direncanakan dilakukan dalam 2 kali pertemuan.
4)
Tahap
Observasi
Kegiatan observasi yang dimaksudkan
adalah kegiatan mengamati aktivitas siswa antara lain memanipulasi alat
peraga,
bertanya, mengerjakan LKS, dan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
Sedangkan
aktivitas guru yang perlu diamati antara lain berupa merenspon
pertanyaan
siswa, membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Kegiatan ini dilakukan
selama
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang
disiapkan
oleh peneliti.
5)
Tahap
Refleksi
Pada tahap refleksi kegiatan
peneliti adalah menganalisis, memahami, menjelaskan dan menyimpulkan
hasil dari
pengamatan. Peneliti bersama pengamat menganalisis dan merenungkan hasil
tindakan pada siklus tindakan sebagai bahan pertimbangan apakah
pemberian
tindakan yang dilakukan perlu diulangi atau tidak. Jika perlu diulangi,
maka
peneliti menyusun kembali rencana untuk siklus berikutnya. Demikian
seterusnya
hingga siswa memperoleh skor minimal 65 %.
5.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data dalam penlitian ini adalah sebagai berikut
1.
Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati
gejala-gejala yang tampak dalam proses pembelajaran, keaktifan siswa
dalam
proses pembelajaran, ketertarikan siswa terhadap media serta bagaimana
siswa
menggunakan media itu sendiri.
2.
Tes
Tes dilakukan untuk mengumpulkan
informasi tentang pemahaman siswa pada operasi penjumlahan bilangan
bulat
positif dan negatif. Tes dilakukan pada awal penelitian dan pada akhir
setiap
tindakan.
3.
Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk
mendokumentasikan data tentang proses pembelajaran yang menggambarkan
langkah-langkah konkrit yang dipraktikkan guru (peneliti) dalam proses
pembelajaran. Dokumen yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup
dukumentasi
foto dan dokumentasi portofolio siswa.
H. DAFTAR
PUSTAKA
Sugiyono.
2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Penerbit Alfabeta
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian
Tidakan Kelas. Jakarta : Penerbit PT Bumi Aksara.
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). 2006 Mata Pelajaran Matematika
Untuk Tingkat SD/MI. Jakarta Depdiknas.