6.16.2011

Anak-anak Kota yang Tidak Nasionalis

Anak muda muslim di Indonesia ternyata lebih mengutamakan identitas keislaman mereka ketimbang identitas mereka sebagai bagian dari bangsa Indonesia.

Hal itu terungkap Selasa (14/6) dalam konferensi pers hasil survei Tata Nilai, Impian, Cita-cita Pemuda Muslim di Asia Tenggara yang diadakan Goethe-Institut, The Friedrich Naumann Foundation for Freedom, Lembaga Survei Indonesia dan Merdeka Center for Opinion Research Malaysia.

Di Indonesia, survei ini diselenggarakan pada 18-26 November 2010 dengan 1496 responden berusia 15-25 tahun, dan berasal dari 33 provinsi. Hasilnya, 47,5 persen kaum muda Indonesia memandang diri mereka pertama-tama sebagai orang muslim. Sedangkan yang menganggap mereka pertama-tama orang Indonesia sebanyak 40,8 persen.

Yang menarik, anak-anak muda yang mengutamakan identitas keislamannya ini sebagian besar tinggal di perkotaan. Mereka mapan secara ekonomi dan berpendidikan sampai tingkat universitas. Sementara pemuda desa dengan status ekonomi lebih rendah justru mendominasi kelompok responden yang lebih merasa sebagai orang Indonesia lebih dulu daripada muslim.

Direktur Urusan Publik LSI Burhanuddin Muhtadi menjelaskan, anak muda kota lebih mementingkan identitas keagamaan karena bagi mereka agama adalah pegangan penting di saat situasi ekonomi dan politik mengalami keguncangan.

Memiliki akses yang lebih baik ke pendidikan dan media justru membuat pemuda kota memiliki tingkat ketidakamanan (insecurity) yang lebih tinggi dari pemuda desa, kata Burhanuddin. Sebab mereka lebih terbiasa berkompetisi dan memiliki akses informasi yang lebih komplet atas situasi-situasi politik dan ekonomi untuk menganalisis masa depan.

Agama pun kemudian menjadi aset penting kehidupan sehari-hari dalam mengatasi keresahan.

Di samping itu, Burhanuddin juga menengarai hasil survei itu menampakkan kegagalan sistem pendidikan. Perilaku orang kota yang lebih merasa sebagai orang Islam, kata Burhanuddin, berkaitan dengan sistem pendidikan yang tidak mampu menguatkan sentimen kebangsaan.

Semakin lama seseorang menuntut ilmu, semakin terpapar ia pada pendidikan agama yang mendoktrin. Kurikulum sekolah tidak cukup kuat mengajarkan identitas kebangsaan.

Pendidikan agama yang mendoktrin itu juga menghasilkan pemikiran konservatif di antara anak-anak muda Indonesia. Mereka menolak seks sebelum menikah (96,2 persen), mengonsumsi alkohol (88,7 persen), atau menjauhi bahan psikotropika halus/mariyuana (99,2 persen).

Sekitar 90,1 persen anak muda juga mengaku tidak mau menikah dengan orang beda agama. Dari 9 persen yang menjawab bersedia menikah beda agama, 69 persennya menyatakan syarat bahwa si pasangan harus pindah ke agamanya.

Meski begitu, pemikiran konservatif ini tidak sebanding dengan aktivitas keagamaan mereka. Hanya 28,7 persen responden yang mengaku selalu salat lima waktu dan hanya 10,8 persen yang membaca atau memahami Quran.

Primadona aktivitas beragama mereka adalah puasa di bulan Ramadan. Sekitar 59,6 persen responden mengaku selalu melaksanakan puasa Ramadan. “Mungkin karena setahun sekali. Dan karena pengaruh TV di bulan Ramadan itu suasananya kayak di surga,” kata Burhan berkelakar.

Yang juga menarik, sekitar 85 persen anak muda tidak setuju dengan praktik poligami. Dan ada sekitar 41 persen yang menganggap pendidikan seks di sekolah bukan sebuah tabu.

Untuk isu jilbab, “hanya” 38 persen responden menganggap jilbab wajib buat perempuan. Sekitar 21 persen menyatakan, pemakaian jilbab tergantung pada pribadi masing-masing, apakah hendak memakainya atau tidak.

Lalu, selain sekolah atau kursus agama di bulan Ramadan, dari mana anak-anak muda Indonesia mendapatkan pendidikan agama mereka yang mendoktrin? Ternyata, menurut Burhan, televisi adalah penyumbang terbesar porsi sumber informasi keagamaan. Posisi kedua ditempati masjid, baru keluarga.

Yang mengkhawatirkan adalah bagaimana “serangan” pendidikan agama yang mendoktrin ini kemudian berpengaruh pada pluralisme dan toleransi terhadap agama lain. Sayangnya, pertanyaan-pertanyaan dari survei ini belum mencakup kedua isu tersebut. “Itu masukan yang bagus. Butuh survei lanjutan untuk mengetahui pengaruh pandangan ini terhadap toleransi dan pluralisme,” kata Burhan.

Yuk, Lindungi 6 Bagian Tubuh Ini dari Sinar Matahari

TRIBUNNEWS.COM - Mengaplikasikan sunscreen setiap kali keluar dari rumah sudah menjadi kebiasaan Anda. Sayangnya, Anda hanya mengoleskannya pada tangan dan kaki. Anda melupakan bagian-bagian lain dari tubuh Anda yang harus dilindungi dari paparan sinar matahari.

Dr Sandra Lee, ahli dermatologi bersertifikasi, sudah membuat daftar mengenai bagian tubuh yang wajib dilindungi dengan sunscreen sebelum Anda mulai beraktivitas:

1. Kulit kepala
Memakai topi atau payung adalah cara terbaik untuk melindungi wajah dan kepala dari sinar matahari. Pasalnya, apabila kepala tidak terlindungi dengan baik, paparan sinar matahari bisa menyentuh kulit kepala. Pantulan sinar matahari langsung ke kulit kepala bisa menyebabkan Anda mengalami sakit kepala. Jika Anda kurang menyukai topi, headscarf, atau jarang membawa payung, coba semprotkan sunscreen spray. Semprotkan pada jari-jari Anda, lalu pijat kulit kepala dengan lembut. Jangan lupa mengaplikasikan kembali sunscreen ini setiap beberapa jam jika Anda berada di luar sepanjang hari.

2. Bibir
Anda pasti bisa merasakan bahwa bibir hanya memiliki lapisan kulit yang sangat tipis dan lembut. Bibir terdiri atas tiga sampai lima lapisan sel, sedangkan kulit wajah Anda memiliki sekitar 16 lapisan. Selalu gunakan lipbalm, lipstik, atau lipgloss yang mengandung SPF untuk membuat bibir selalu lembab dan sehat. Seperti sunscreen, oleskan lipblam secara berulang setiap beberapa jam.

3. Leher dan dada
Anda heran mengapa leher dan dada Anda menampakkan bintik hitam? Itulah yang terjadi apabila kulit pada bagian leher dan dada bagian atas yang sangat halus ini sering diabaikan. Ketika menggunakan pelembab, misalnya, Anda lupa mengaplikasikannya juga pada bagian leher. Nah, jika Anda sering memakai pakaian yang sedikit terbuka, seperti tank top, jangan lupa mengoleskan sunscreen pada area leher dan dada. Lupa mengaplikasikan sunscreen di area tersebut juga bisa mempercepat timbulnya keriput, lho!

4. Telinga
Seperti juga kulit leher, kulit pada telinga juga sangat lembut dan sensitif. Bagian atas dari telinga adalah yang paling terpapar oleh sinar matahari begitu Anda keluar dari rumah. Anda bisa mengoleskan sunscreen tipis-tipis ke bagian ini. Kalau tidak, kenakan saja topi yang lebar atau payung.

5. Punggung tangan
Anda mengoleskan sunscreen ke seluruh tubuh menggunakan tangan, tetapi apakah Anda juga mengoleskannya pada punggung tangan? Sebab, kita terbiasa mencuci tangan seusai mengaplikasikan losion atau sunscreen, bukan? Maka, selalu aplikasikan ulang bahan ini ke punggung tangan. Anda tak hanya akan mencegah area tersebut terbakar oleh sinar matahari, tetapi juga menghambat sinar UVB/UVA yang bisa menyebabkan penuaan dini pada kulit.

6. Kaki
Setelah repot melakukan pedicure dan memulas cat kuku, kaki Anda pun terlihat begitu cantik. Akan tetapi, Anda lupa mengaplikasikan sunscreen pada bagian punggung kaki dan bagian sampingnya. Wah, jangan kaget apabila kaki Anda belang-belang ketika mengenakan sepatu bertali atau sandal jepit. Kaki Anda tidak cantik lagi deh.

Lima Tanda Pria yang Patut Dipertahankan

Anda masih meragukan kesetiaan dan keseriusan pasangan Anda? Coba lihat, apakah ia memiliki pertanda ini. Jika ya, ia patut dipertahankan.

Ada lima tanda seorang pria serius dalam menjalani sebuah hubungan, seperti dikutip dari SheKnows. Ini dia!

1. Menerima kekurangan Anda
Semua orang pasti memiliki kekurangan. Misalnya suara yang tidak merdu, hidung kurang mancung, atau kebiasaan yang kurang baik seperti makan sambil membaca, dsb. Ketika pasangan Anda mengerti dan bersedia menerima kekurangan Anda, itu adalah tanda ia patut dipertahankan. Ia siap menerima tak hanya sisi positif, tapi juga sisi negatif Anda.

2. Ada saat dibutuhkan
Bukan berarti ia bersedia menemani Anda 24 jam setiap hari. Namun saat Anda benar-benar membutuhkannya, dia selalu ada, bahkan tanpa diminta.

3. Tak malu menunjukkan cinta
Banyak pria yang merasa gengsi saat harus menunjukkan perasaan cintanya pada pasangan. Namun pria yang serius justru sebaliknya. Ia bahkan tak ragu memamerkan perasaan sayangnya kepada semua orang. Anda jadi merasa sebagai wanita paling beruntung jika berada di sampingnya.

4. Bersedia berkompromi
Pria serius bersedia mengesampingkan seluruh pendapatnya untuk mendengarkan Anda terlebih dahulu. Lebih baiknya lagi, ia pun rela berkompromi dan menyatukan keinginannya dengan keinginan Anda. Sehingga Anda maupun dirinya tak merasakan sesuatu yang mengganjal.

5. Merencanakan masa depan
Ia memasukkan Anda ke dalam rencana masa depannya. Visinya adalah menghabiskan sisa hidupnya dengan Anda. Pria macam ini layak dipertahankan.

Nah, bagaimana dengan pasangan Anda?

VHEE © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute